http://kupaslagu.wapka.mobi/site_download.xhtml?cmid=31010468?get-title=Flashlight

Selasa, 29 Desember 2015

#SIP Desain Website

Hallo, kali ini saya akan membahas mengenai “Bipolar” sebelum saya membahas lebih lanjut mengenai Bipolar terlebih dahulu saya menjelaskan apa itu Mood.


Apa itu Mood?
Mood adalah kondisi perasaan yang terus ada yang mewarnai kehidupabn psikologis kita. Perasaan sedih atau depresi bukanlah hal abnormal dalam konteks peristiwa atau situasi yang penuh tekanan. Moods umumnya memiliki baik valensi positif atau negatif. Dengan kata lain, orang-orang biasanya berbicara tentang berada dalam suasana hati yang baik atau mood yang buruk. Sedangkan gangguan Mood adalah  kondisi  dimana kita mengalami gangguan mood yang parah atau berlangsung lama dan memnggangu aktifitas dalam fungsi memenuhi tanggung jawab secara normal.
Mood disorder atau gangguan mood disebut juga gangguan afektif. Pengertian mood atau suasana hati mengacu pada emosi yang berlama lama mencakup peranan sedih maupun kegembiraan. Disebut gangguan mood karena terjadi ketidaknormalan dalam suasana hati yaitu berupa kemurungan hebat (depresi) atau kegairahan atau kegembiraan yang abnormal. Dan masuk pada DSM IV (bagi anak psikolog patutnya tau apa itu DSM).
Gangguan mood adalah suatu kelompok kondisi klinis yang ditandai oleh hilangnya kendali dan pengalaman subjektif adanya penderitaan berat. Ciri-ciri orang dengan mood yang meninggi (elevated), yaitu mania menunjukkan sikap meluap-luap, gagasan yang meloncat-loncat (flight of ideas), penurunan kebutuhan tidur, peninggian harga diri, dan gagasan kebesaran.

Gejala-Gejala Bipolar
1.   Gejala dari mania atau episode manic :
Perubahan-perubahan suasana hati
-   Periode yang panjang dari perasaan “puncak”, atau suasana hati yang sangat gembira atau ramah
-  Suasana hati yang sangat teriritasi, agitasi, merasakan “jumpy (gelisah)” atau “wired”.
Perubahan-perubahan kelakuan
-   Berbicara sangat cepat, melompat dari satu idea ke yang lainnya, mempunyai pemikiran-pemikiran yang bergegas-gegas.
-      Sangat mudah dikacaukan
Aktivitas-aktivitas yang menuju tujuan yang meningkat, seperti menerima proyek-proyek baru
 -      Menjadi gelisah
 -      Tidur yang sedikit
-  Mempunyai kepercayaan yang tidak realistik pada kemampuan-kemampuan  seseorang
-  Berkelakuan secara impulsif dan mengambil bagian pada banyak kelakuan-kelakuan yang menyenangkan dan berisiko tinggi, seperti membelanjakan sprees, seks yang impulsif, dan investasi-investasi bisnis yang impulsif.

- 
2. Gejala-gejala dari episode depresi :
Perubahan-perubahan suasana hati
-     Periode yang panjang dari perasaan khawatir atau kosongKehilangan minat .
-     Pada aktivitas-aktivitas yang pernah dinikmati, termasuk seks.

Perubahan-perubahan kelakuan
-     Merasa lelah atau "slowed down"
- Mempunyai persoalan-persoalan berkonsentrasi, mengingat, dan membuat keputusan-keputusan
-     Menjadi gelisah atau teriritasi
-     Merubah kebiasaan-kebiasaan makan, tidur, atau yang lain-lain
-     Memikirkan kematian atau bunuh diri, atau mencoba bunuh diri.


3.  Gejala0gejala dari episode hipomania :

Tahap hipomania mirip dengan mania. Perbedaannya adalah penderita yang berada pada tahap ini merasa lebih tenang seakan-akan telah kembali normal serta tidak mengalami hallucination dan delusion. Hipomania sulit untuk didiagnosis karena terlihat seperti kebahagiaan biasa, tapi membawa resiko yang sama dengan mania. Gejala-gejala dari tahap hipomania bipolar disorder adalah sebagai berikut :  
1.    Bersemangat dan penuh energi, muncul kreativitas
2.    Bersikap optimis, selalu tampak gembira, lebih aktif, dan cepat marah
3.    Penurunan kebutuhan untuk tidur.

4.  Gejala-gejala episode campuran (Mixed State Episode) :

Mixed state adalah suatu kondisi dimana tahap mania dan depresi terjadi bersamaan. Pada saat tertentu, penderita mungkin bisa merasakan energi yang berlebihan, tidak bisa tidur, muncul ide-ide yang berlal-lalang di kepala, agresif, dan panik (mania). Akan tetapi, beberapa jam kemudian, keadaan itu berubah menjadi sebaliknya. Penderita merasa kelelahan, putus asa, dan berpikiran negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Hal itu terjadi bergantin dan berulang-ulang rmembahayakan penderita bipolar disorder. Pada episode ini, penderita paling banyak memiliki keinginan untuk bunuh diri karena kelelahan, putus asa, delusion, dan hallucination. Gejala-gejala yang diperlihatkan jika penderita akan melakukan bunuh diri antara lain sebagai berikut :
1)     Selalu berbicara tentang kematian dan keinginan untuk mati kepada orang-orang di sekitarnya
2)    Memiliki pandangan pribadi tentang kematian.
3)     Mengkonsumsi obat-obatan secara berlebihan dan alkohol.
4)     Terkadang lupa akan hutang atau tagihan seperti; tagihan listrik, telepon.

Menurut DSM, ada empat tipe-tipe dasar dari penyakit bipolar:

1.    Penyakit Bipolar I terutama ditentukan oleh episode-episode manic atau campuran yang berlangsung paling sedikit tujuh hari, atau oleh gejala-gejala manic yang begitu parah sehingga orang itu perlu segera perawatan rumah sakit. Biasanya, orang itu juga mempunyai episode-episode depresi, secara khas berlangsung paling sedikit dua minggu. Gejala-gejala dari mania atau depresi harus menjadi perubahan utama dari kelakuan normal seseorang.
2.    Penyakit Bipolar II Hypomanic , ditentukan oleh pola dari episode-episode depresi namun bukan sepenuhnya episode-episode manic atau campuran.
3.    Bipolar Disorder Not Otherwise Specified (BP-NOS) didiagnosa ketika seseorang mempunyai gejala-gejala dari penyakit yang tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk salah satu dari bipolar I atau II. Gejala-gejala mungkin tidak berlangsung cukup lama, atau orang itu mungkin mempunyai terlalu sedikit gejala-gejala, untuk didiagnosa dengan bipolar I atau II. Bagaimanapun, gejala-gejala adalah dengan jelas keluar dari batasan kelakuan normal seseorang.
4.    Penyakit Cyclothymic, atau Cyclothymia, adalah bentuk ringan dari penyakit bipolar. Orang-orang yang mempunyai cyclothymia mempunyai episode-episode dari hypomania dengan depresi ringan untuk paling sedikit dua tahun. Bagaimanapun, gejala-gejala tidak memenuhi kebutuhan-kebutuhan diagnostik untuk tipe lain apa saja dari penyakit bipolar.
5.    Beberapa orang-orang mungkin didiagnosa dengan rapid-cycling bipolar disorder. Ini adalah ketika seorang mempunyai empat atau lebih episode-episode dari depresi utama, mania, hypomania, atau gejala-gejala campuran dalam satu tahun.


Sistem Pakar dari Bipolar

Tahapan Identifikasi

Pada tahap ini Sistem pakar yang menggunakan rancangan arsitektur three tier yaitu aplikasi yang berbasis web yang terdiri dari interface, database, dan server. Untuk menganalisa apa yang dapat dilakukan oleh pengguna di sistem, Penulis menggunakan diagram use case. Aktor yang terdapat di diagram use case ini adalah user. Pada diagram ini, menggunakan tiga buah use case yaitu, login ke sistem pakar, mengisi pertanyaan pada sistem, dan mendapatkan hasil analisa berupa diagnosa gangguan.
Hasil analisa yang didapat meliputi data pengguna, nama gangguan,  definisi gangguan, dan gejalanya serta solusi dan pencegahan dari gangguan tersebut. Semua hasil analisa dan data pengguna akan disimpan ke dalam database sistem untuk sebagai arsip

 



Tahapan Konseptualisasi
Tujuan dari pembuatan system ini adalah untuk mengetahui apa saja jenis-jenis gangguan mood serta dapat mengklasifikasikan gangguan mood tersebut. Setelah menggetahui mengenai gangguan mood diharapkan dapat membantu menangani gangguan tersebut.
Pada tahapan ini, Penulis menganalisa keterhubungan antara jenis gangguan dan gejalanya. Penulis menggunakan decision tree, untuk menggambarkan keterhubungannya. Untuk mempermudah analisa gangguan dan pembuatan pohon keputusan, Penulis menentukan kode untuk jenis gangguan mood. Pertama penulis mencari tau apa saja jenis gangguan mood kemudian gejala dari setiap jenis gangguan mood tersebut. Jenis gangguan dibagi berdasarkan intensitas keparahannya.
Berikut bagan yang dibuat penulis untuk mengklasifikasikan jenis gangguan mood.






Sumber :

Ghaemi, N,S. (2008).Mood disolders. Philedelphia:wolters kluwer.
Nevid, J, S. Ratus, A, S. & Greene, B. (2003). Psikologi Abnormal edisi 5. Jakarta: Erlangga. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar